Nadia Agatha Pramesthi Penulis sekaligus penerjemah yang suka belajar. Mempelajari SEO dan bahasa dari sisi linguistik, lebih tepatnya. Kini Nadia menjadi seorang penulis untuk GoldenFast Network.

Apa Itu DevOps dan Cara Menjadi DevOps Engineer

3 min read

apa itu devops

Apa itu DevOps? Istilah ini cukup familiar di telinga para developer atau programmer.

Saat ini, DevOps engineer adalah yang memungkinkan departemen IT untuk selalu dapat bekerja sama secara efisien.

Untuk memahami apa itu DevOps lebih baik lagi baca artikel kami mengenai DevOps sekaligus DevOps engineer.

Apa Itu DevOps?

DevOps sebenarnya merupakan blending dari istilah development dan operations. Istilah ini ditemukan oleh Patrick Debois di awal tahun 2000-an,lebih tepatnya 2009.

Jadi, bisa dibilang istilah DevOps muncul belum lama ini dan mulai mendapatkan pamor sekitar tahun 2010-an.

DevOps sendiri adalah sekumpulan praktek, pendekatan dan juga tools untuk mengelola pengembangan software sekaligus proyek yang berbasis teknologi dan informatika.

Lalu,orang-orang yang bekerja di bidang ini disebut sebagai DevOps engineer.

Penjelasan Mengenai DevOps Engineer

DevOps merupakan gabungan dari konsep, praktek, sekaligus tools.

Sedangkan DevOps Engineer adalah tenaga profesional yang bekerja menjadi perantara developer, tim operation, pengguna sistem dan manajemen.

Tugas DevOps engineer adalah membuat sistem yang user-friendly dan terintegrasi dengan cara menjembatani kolaborasi antar tim developer, operation hingga manajemen.

Untuk memahami tugas DevOps engineer, ketahui dahulu apa itu SDLC atau System Development Life Cycle.

SDLC ini memiliki beberapa fase development seperti perencanaan, analisis, desam, implementasi, testing dan deployment & pemeliharaan.

Lebih jelasnya seperti ini:

  • Perencanaan – developer membuat outline proyek dan apa saja yang diperlukan.
  • Analisis – para developer melakukan proses penelitian dan menganalisa.
  • Desain – proses desain arsitektur proyek
  • Implementasi – developer membangun sistem.
  • Testing – tes kode yang berada di dalam sistem.
  • Deployment dan pengelolaan – developer merilis sistemnya dan melakukan pengelolaan agar tetap berjalan mulus.

Tugas dan Tanggung Jawab DevOps Engineer

apa itu devops
Photo by Nubelson Fernandes on Unsplash

Ada beberapa tanggung jawab seorang DevOps engineer yang memang harus dilakukan. Tanggung jawab tersebut di antaranya:

Mengelola keamanan Sistem

Bekerja pada bagian infrastruktur IT, seorang DevOps juga mendesain infrastruktur keamanan yang disebut dengan cyber-secure system.

1. Manajemen Proyek

DevOps engineer, harus bisa mengelola berbagai proyek. Maka ada beberapa tanggung jawab yang berkaitan dengan hal tersebut, yaitu membuat jadwal, mengadakan rapat, membuat deadline, mengecek pekerjaan tiap anggota tim serta melakukan asesmen, membimbing dan memberi masukan mengenai proyek.

2. Automasi Task yang Berulang

Task berulang membuat task yang dikerjakan menjadi kurang efektif, untuk itu, DevOps engineer bertugas sebagai orang yang mengurangi task yang repetitif tersebut.

Dengan begitu, pekerjaan developer akan lebih efisien dan cepat dengan kesalahan minim.

3. Meningkatkan Infrastruktur IT

DevOps engineer berfokus pada pendekatan CI/CD yang membantu mereka dalam membuat perubahan kecil pada bagian infrastruktur IT.

4. Memonitor dan Report Error

DevOps engineer secara teratur memantau perangkat lunak dan sistem untuk memperbaiki kesalahan sistem dengan cepat.

DevOps engineer secara khusus tertarik untuk mengurangi waktu antara saat masalah diidentifikasi (yaitu, Waktu untuk Mendeteksi atau TTD) dan ketika itu diperbaiki (yaitu, Waktu untuk Meminimalkan atau TTM).

5. Optimasi Release Cycles

Insinyur DevOps mempersingkat siklus rilis sistem dengan meminimalkan jumlah waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk proyek atau pembaruan.

Insinyur DevOps dapat mengoptimalkan siklus rilis dalam berbagai metode, seperti mengurangi pengurasan waktu, memprioritaskan komponen penting dari setiap rilis, atau memperkenalkan perangkat lunak dan teknologi baru.

6. Benchmarking Performa dan Testing

DevOps engineer menggunakan pengujian benchmark untuk memantau operasi infrastruktur TI sehari-hari.

Benchmark testing membantu mereka dalam mengidentifikasi inefisiensi dalam sistem dan mengurangi masalah sebelum terjadi.

Setiap DevOps engineer menerapkan tes benchmark yang berbeda tergantung pada organisasi dan proyek yang dijalankan, tetapi mereka semua mengikuti tujuh prinsip benchmarking.

Ketujuh konsep benchmarking tersebut adalah relevansi, keterwakilan, keseimbangan, pengulangan, cost-effectiveness, skalabilitas, keterbukaan.

Skill Wajib Seorang DevOps Engineer

Pada bagian sebelumnya, Anda telah mempelajari apa saja tugas seorang DevOps engineer.

Untuk menjadi seorang DevOps engineer yang handal, Anda membutuhkan skill atau penguasaan berbagai tool, software atau pun softskill agar bisa bekerja dengan baik.

Di bagian ini, Anda akan memahami beberapa hard skill wajib seorang DevOps engineer.

  1. Memahami cara menggunakan tool automasi seperti Jenkins dan Bamboo Atlassian.
  2. Mengerti cara menggunakan VCS (version control system) seperti Git.
  3. Bisa menggunakan tool repositori seperti GitHub, GitLab atau BitBucket.
  4. Paham cara penggunaan tool manajemen konfigurasi seperti Puppet dan Chef.
  5. Mampu memahami cara menggunakan software monitoring seperti Nagios dan Raygun.
  6. Memiliki skill coding dan memahami bahasa pemrograman dan skrip.
  7. Menguasai tool container seperti Kubernetes dan Docker.
  8. Familiar dengan tool pengelolaan proyek seperti Trello, Monday, Jira atau Confluence.
  9. Memahami apa itu komputasi awan atau cloud computing.
  10. Bisa menggunakan dan mengembangkan WordPress.

Sedangkan bila berbicara mengenai soft skill, berikut ini adalah yang harus dikuasai DevOps engineer:

  1. Kemampuan komunikasi.
  2. Bisa berkolaborasi dengan tim lain.
  3. Mampu berbicara dengan pelanggan.
  4. Memiliki skill problem-solving.
  5. Berpikir kreatif dan memiliki pemikiran yang terbuka.

Penutup

Menjadi seorang DevOps engineer membutuhkan banyak sekali skill yang perlu dikuasai karena tanggung jawabnya pun juga banyak.

Walau DevOps engineer ini merupakan hal yang baru di dunia IT, posisi ini cukup menjanjikan juga.

Melalui artikel ini, Anda sudah paham bahwa DevOps memiliki tugas yang kompleks karena harus menjembatani banyak tim dan memudahkan pekerjaan developer.

Bila Anda ingin bergabung menjadi salah satunya, kami juga telah membekali Anda dengan bahasan mengenai skill yang perlu dikembangkan baik dari hard skill maupun soft skill.

Untuk mengerjakan semua proyek perusahaan berbasis IT, tentunya membutuhkan server yang mumpuni.

Golden Fast Network menyediakan dedicated server maupun yang lain untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda.

Selain itu, kami juga selalu menyediakan artikel mengenai dunia IT terkini, jadi tetap ikuti blog kami ya, Golden Friends!

Nadia Agatha Pramesthi Penulis sekaligus penerjemah yang suka belajar. Mempelajari SEO dan bahasa dari sisi linguistik, lebih tepatnya. Kini Nadia menjadi seorang penulis untuk GoldenFast Network.

4 Replies to “Apa Itu DevOps dan Cara Menjadi DevOps Engineer”

    1. sama-sama, kak! jangan lupa untuk baca artikel kami yang lain untuk mendapatkan berbagai insight seputar dunia teknologi dan digital marketing, ya~ sehat selaluu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *