Anda tentu sudah paham nih kalau di dalam server, ada berbagai bagian yang bisa mempengaruhi performa sistem untuk aplikasi maupun website Anda.
Nah, resource server yang tersedia jadi salah satu yang sangat berpengaruh. Kalau memori yang digunakan sampai full, ini tentu bakal bisa menyebabkan aplikasi maupun website melambat.
Untungnya, hal ini masih bisa Anda atasi dengan cara membuat swap file di server. Sesuai namanya, swap file sendiri merupakan salah satu metode mengalihkan halaman yang tidak aktif ke ruang swap saat memori fisik penuh.
Jadi, dengan kata lain, swap file ini merupakan disk cadangan saat memori fisik sedang penuh. Sehingga, kinerja sistem tidak akan terganggu deh.
Nah, swap file sendiri bisa Anda buat di berbagai sistem operasi, termasuk di OS Linux. Cara membuat swap file di Linux pun tidak begitu sulit, kok.
Anda bisa mengikuti cara yang akan kami bagikan dalam artikel kali ini. Kalau begitu, simak selengkapnya dalam penjelasan berikut ini, ya!
Daftar isi :
Cara Membuat Swap File di Linux
Untuk membuat swap file, ada dua tahapan yang akan Anda lakukan nantinya, yaitu:
- Membuat swap partition atau file di Linux.
- Adjust nilai swappiness.
Yuk, langsung masuk ke cara membuat swap file di Linux!
Langkah 1 – Membuat Swap Partition atau File di Linux
Umumnya, ruang swap ini sudah tersedia di dalam sistem operasi dalam bentuk partisi khusus atau file. Namun, sayangnya, banyak kasus yang terjadi adalah swap file ini tidak tersedia nih saat menjalankan Linux untuk mesin virtual.
Kalau kasus ini terjadi juga pada sistem operasi Anda, maka satu-satunya jalan adalah Anda harus membuat swap file ini lebih dulu.
Nah, untuk betul-betul memastikan apakah ada swap file di Linux atau tidak, Anda bisa mengeceknya menggunakan free command line seperti berikut:
free -h
[Dengan -h untuk output yang mudah dibaca oleh manusia.]
Nantinya, akan muncul output berupa penggunaan memori yang ada di Linux. Jika sudah tersedia swap file, Anda akan melihat output dari memori fisik dan swap file.
Namun, kalau output dari swap adalah 0, artinya belum ada swap file yang aktif di Linux. Untuk itu, Anda bisa ikuti cara berikut ini untuk membuat swap file di Linux, ya!
- Tentukan ukuran swap file yang Anda inginkan, misalnya 2GB. Setidaknya, ukuran swap file adalah 1.5 – 4 kali dari jumlah RAM Anda.
- Masuk ke terminal dan jalankan perintah berikut ini: sudo fallocate -l 2G /swapfile
- Ubah permission untuk swap file supaya hanya root yang mendapatkan izin untuk membaca dan menulis dengan menjalankan perintah: sudo chmod 600 /swapfile
- Jika sudah, atur swap file tersebut untuk menjadi area swap dengan perintah: sudo mkswap /swapfile
- Setelah area swap terbentuk, aktifkan swap file di Linux dengan menjalankan perintah berikut ini: sudo swapon /swapfile
Sampai di sini, swap file Anda sudah terbentuk nih. Sekarang, kita akan mengatur swap file ini menjadi permanen supaya bisa aktif secara otomatis saat sistem sedang boot.
Nah, untuk mengatur swap file ini menjadi permanen Anda bisa menambahkannya ke dalam file /etc/fstab di server Anda dengan menjalankan perintah berikut ini:
sudo nano /etc/fstab
Lalu, tambahkan script berikut ini di baris terakhir dari file tersebut:
/swapfile none swap sw 0 0
Jika sudah, jangan lupa menyimpan dan menutup file tersebut, ya. Namun, tahapannya masih belum selesai nih. Anda masih harus memastikan swap file sudah betul-betul aktif atau belum.
Untuk memastikannya, Anda bisa menjalankan perintah yang sama sebelum memulai membuat swap file, ya. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan swapon untuk mengeceknya dengan menjalankan perintah berikut ini:
sudo swapon – -show
Kalau output yang muncul sudah terlihat ukuran total dari swap file sesuai yang Anda buat di awal, artinya swap file Anda sudah aktif, ya.
Langkah 2 – Adjust Nilai Swappiness
Sampai di sini, swap file memang sudah selesai dibuat. Namun, cara membuat swap file di Linux belum selesai karena Anda masih harus mengatur nilai swappiness lebih dulu nih.
Nah, swappiness sendiri merupakan parameter yang ada di dalam Linux. Parameter ini sendiri fungsinya untuk menentukan seberapa sering sih sistem akan menggunakan ruang swap.
Swappiness sendiri memiliki rentang nilai dari 0 sampai 100. Semakin rendah, maka kernel akan berusaha untuk menghindari pertukaran selama memungkinkan.
Sebaliknya, semakin tinggi nilai swappiness yang Anda atur, artinya kernel akan semakin agresif atau sering untuk menggunakan ruang swap.
Terus, berapa nilai yang baik yang bisa kita adjust? Jawabannya tentu tergantung penggunaan dari server Anda.
Secara default, nilai swappiness ini akan berada di angka 60. Nah, angka ini bisa Anda cek nih dengan menjalankan perintah:
cat /proc/sys/vm/swappiness
Nantinya, akan muncul output 60, yang mana ini nilai yang baik untuk kebanyakan sistem Linux. Namun, kalau Anda menggunakan production server, sebaiknya Anda menetapkan nilai yang lebih rendah.
Nah, untuk mengatur nilai swappiness di Linux ini, Anda bisa menjalankan perintah berikut ini:
sudo sysctl vm.swappiness=10
[Dengan 10 merupakan nilai swappiness yang Anda inginkan, Anda bisa ubah sesuai kebutuhan]
Cara Menghapus Swap File di Linux
Meski penggunaan swap file ini bisa membantu Anda untuk menghindari masalah pada sistem saat memori habis, tapi ini kurang baik kalau sering terjadi.
Hal ini karena kinerja dari sistem di server Anda bisa terganggu akibat terlalu sering swapping dari memori fisik ke swap file.
Nah, kalau Anda merasa swap file ini sudah tidak dibutuhkan lagi atau Anda tidak ingin menggunakannya lagi, Anda bisa menonaktifkan dan menghapus swap file di Linux.
Cara menghapus swap file di Linux ini tidak terlalu sulit, kok. Pertama, Anda perlu menonaktifkan swap file ini lebih dulu dengan menjalankan perintah berikut:
sudo swapoff -v /swapfile
Setelah swap file nonaktif, selanjutnya Anda bisa menghapus script berikut ini dari file /etc/fstab:
/swapfile swap swap defaults 0 0
Nah, setelah swap file nonaktif dan terhapus dari file /etc/fstab, hapus swapfile dari sistem dengan menjalankan perintah berikut ini:
sudo rm /swapfile
Sampai di sini, swap file di Linux sudah selesai dinonaktifkan dan terhapus.
Apakah Menghapus Swap File Tidak Mempengaruhi Kinerja Sistem?
Tidak benar, menghapus swap file dari Linux tentu akan mempengaruhi kinerja sistem mengingat tidak ada partisi cadangan untuk menyimpan data ketika RAM penuh.
Ada beberapa hal yang bisa terjadi ketika Anda menghapus dan menonaktifkan swap file dari Linux seperti kinerja sistem dan aplikasi yang menurun.
Apakah Ada Batasan dalam Jumlah Swap File yang dapat Digunakan pada Satu Sistem Linux?
Tidak ada, karena belum ada batasan baku terkait jumlah swap file yang bisa digunakan pada satu sistem Linux.
Namun, ada beberapa hal yang harus jadi pertimbangan seperti ukuran total swap file yang digunakan, kinerja sistem, disk space dan sebagainya.
Sudah Paham Cara Membuat Swap File di Linux?
Memori memang jadi bagian yang cukup penting nih dalam suatu server. Karena kalau sampai habis, tentu ini akan sangat mempengaruhi kinerja sistem dan aplikasi serta website yang berjalan.
Dengan membuat swap file di Linux, ini jadi salah satu cara yang cukup efektif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya memori habis.
Cara membuat swap file di Linux pun tidak begitu sulit. Namun, Anda perlu mengingat kalau terlalu sering terjadi swapping, ini bisa mempengaruhi kinerja sistem Anda.
Untuk itu, pastikan Anda mengatur memori dan nilai swappiness dengan baik dan sesuai kebutuhan sistem Anda. Selain itu, pastikan pula Anda telah menggunakan server dengan kualitas terbaik dan terpercaya dari Goldenfast.net untuk mendapatkan performa yang lebih baik.
Dapatkan Server Kualitas Terbaik dan Terpercaya
Nah, sampai di sini dulu ya pembahasan kami kali ini. Jika ada pertanyaan atau ingin berdiskusi, jangan ragu buat drop pendapat Anda lewat kolom komentar!