Saat membaca spesifikasi dari server hosting, pasti disebutkan spesifikasi tier data center.
Istilah tier data center ini mungkin agak asing bagi Anda yang baru terjun di dunia website.
Biasanya disebutkan spesifikasi dengan Data Center Tier 1, Tier 2, Tier 3 dan Tier 4.
Lalu apa saja perbedaan dari semua tier tersebut?
Semakin kecil lebih bagus atau sebaliknya, semakin besar lebih bagus?
Nah daripada GoldenFriends salah pilih, mari kita bahas secara lengkap tentang tier data center beserta tingkatannya.
Simak sampai akhir artikel ya!
Daftar isi :
Apa Itu Tier Data Center
Tier data center adalah tingkatan teknologi dan keamanan yang digunakan data center, semakin tinggi nilainya semakin bagus kualitas data centernya.
Bisa diibaratkan tier data center seperti hotel, semakin banyak angkanya maka kualitasnya dan fasilitasnya semakin bagus.
Dengan begitu semakin bagus data centernya, otomatis biaya sewanya semakin tinggi.
Biaya yang Anda keluarkan tentunya sebanding dengan apa yang akan Anda dapatkan.
Klasifikasi tier data center dibahas dalam TIA-942-A, data center dibagi menjadi 4 tingkatan yang berbeda.
Patokannya berdasarkan ketersediaan dan keamanan dari bangunana data center yang digunakan.
Pemberian peringkat data center dilakukan oleh The Uptime Institute pada publikasinya yang berjudul “Industry Standard Tier Classifications Define Site Infrastructure Performance”.
- Tier 1: Basic Site Infrastructure
- Tier 2: Redundant Site Infrastructure Capacity Components
- Tier 3: Concurrently Maintainable Site Infrastructure
- Tier 4: Fault Tolerant Site Infrastructure
Untuk pembahasan lebih lengkapnya mengenai data center yuk kita bahas pada pembahasan dibawah ini.
Tingkatan Tier Data Center
Data center dibagi menjadi 4 tingkatan, kira-kira server hosting yang Anda gunakan saat ini sudah menggunakan tier berapa danlokasi data centernya dimana GoldenFriends?
1. Tier 1: Basic Site Infrastructure
Data center tier 1 merupakan data center standar, kebanyakan dimiliki oleh perusahaan besar yang mengelola data center sendiri.
Sesuai dengan namanya tier 1, berarti hanya ada 1 jalur upstream provider internet dan 1 jalur listrik pada setiap servernya.
Sistem pada data center tier 1 tidak menggunakan redudansi, sehingga rentan terhadap gangguan baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan.
Infrastruktur server akan berhenti ketika ada pemeliharaan, error atau kerusakan komponen.
Tingkat uptime server data center tier 1 dibatasi 99,671% atau sekitar 28,8 jam dalam satu tahun.
Ketersediaan infrastruktur pendukung seperti genset untuk pemadaman, UPS dan pendingin sifatnya opsional pada tier 1.
Jika memang ada, lebih baik untuk melakukan backup sewaktu pemeliharaan sedang berlangsung.
2. Tier 2: Redundant Site Infrastructure Capacity Components
Pada tier 1, ketersediaan genset, UPS dan pendingin sifatnya hanya opsional saja.
Namun, untuk data center tier 2 infrastruktur tersebut wajib harus ada.
Data center tier 2 harus memiliki redundant (sumber daya cadangan), sehingga saat terjadi gangguan baik direncanakan maupun tidak direncanakan masih aman.
Uptime server data center tier 2 dibatasi maksimal 99,741% atau sekitar 22 jam dalam satu tahun.
Syarat data center tier 2:
- Memiliki generator listrik sendiri
- Memiliki pendingin ruangan dengan raised floor
- Memiliki UPS (Uninterruptible Power Supply)
- Memiliki penyimpanan energi
- Memiliki peralatan penolak panas
- Memiliki tangki bahan bakar sendiri
- Memiliki sel bahan bakar
- Memiliki pompa
Data center tier 2 memiliki desain N+1, artinya ada satu tambahan backup pada setiap infrastruktur.
Contoh N merupakan jumlah UPS pada data center ada 4, nah angka +1 ini merupakan tambahan UPS, totalnya sekarang ada 5 UPS.
Saat terjadi gangguan atau maintenance, server selalu dilakukan shutdown agar menghindari kerusakan sistem.
3. Tier 3: Concurrently Maintainable Site Infrastructure
Berbeda dengan tier 2 yang masih memerlukan shutdown, data center tier 3 tidak memerlukan shutdown lagi.
Saat ada maintenance, penggantian komponen dan gangguan teknis server masih tetap bisa berjalan dengan normal.
Karena data center tier 3 sudah memiliki satu sumber listrik dan jaringan utama yang bisa membackup.
Syarat tier 3 saat terjadi gangguan apapun tidak ada “No Shutdown”, masuk dalam kategori tidak rentan terhadap segala gangguan terencana.
Uptime server data center tier 3 maksimal 99,982% atau sekitar 1,5 jam dalam satu tahun, selisihnya dengan data center tier 2 hampir 20 jam lebih.
4. Tier 4: Fault Tolerant Site Infrastructure
Data center tier 4 sebenarnya tidak berbeda jauh dengan DC tier 3, tetapi toleransi maksimalnya server hanya boleh downtime selama 30 menit dalam satu tahun.
Syarat uptime server data center tier 4 adalah 99,995%.
Data center tier 4 harus mampu bertahan dari kegagalan kelistrikan selama 6 jam dengan redudansi 2N+1.
Artinya data center harus memiliki backup dua kali lipat plus cadangan 1.
Di Golden Fast Network, layanan server kami sudah menggunakan private Data Center Tier 3, berlokasi di Jakarta dengan full 24/7 monitoring.
Untuk urusan koneksi internet, Golden Fast Network menggunakan Tier 1 Network.
Semakin kecil angka tier pada jaringan, maka kualitasnya semakin bagus.
Tier 1 merupakan jaringan dengan jalur routing yang lebih pendek tanpa perlu transit dan ketersediaan backup koneksi.
Dengan begini para pengunjung website akan merasakan load website yang lebih cepat sehingga betah berlama-lama di website.
Server dengan Data Center Kelas Dunia
Bagi Anda yang berencana mencari server atau mau pindahan website ke server baru, kami merekomendasikan Golden Fast Network.
Ada beberapa kelebihan dari Golden Fast Network, seperti:
- Uptime network di atas 98%
- High grade enterprise hardware
- 24/7 bantuan customer service
- Private data center tier 3
- Tier 1 network
Bagaimana lengkap bukan fasilitasnya?
Server Tier 3 Harga Terjangkau
Dengan fitur yang dimiliki seperti diatas bukan tidak mungkin website Anda menjadi lebih handal bebas dari downtime.
Yuk coba sekarang server terbaik dari Golden Fast Network dengan kualitas dunia.
Terima kasih