Gitlab vs Github adalah pembahasan yang umum untuk ara developer dan sysadmin. Keduanya memiliki basis kesamaan, namun ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan.
Namun, ada kasus di mana tidak hanya kalangan developer yang menggunakan git repository berbasis cloud ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya, mari bahas satu per satu terlebih dahulu sebelum membandingkan fitur keduanya.
Daftar isi :
Apa itu GitLab?
GitLab adalah sebuah perangkat lunak (software) bersifat open-source, yang berarti source code dari software ini tersedia secara bebas dan dapat dimodifikasi sekaligus di redistribusi.
Software ini dikembangkan oleh perusahaan perangkat lunak Amerika dan berfokus menjadi sebuah platform DevOps.
GitLab ini sendiri adalah sebuah repositori Git yang berbasis cloud, dan untuk menggunakannya Anda memerlukan koneksi internet alih-alih sambungan kabel LAN.
Software ini memiliki lebih dari 100.000 pengguna dan digunakan oleh developer-developer perusahaan atau organisasi yang cukup memiliki nama.
Contoh dari beberapa perusahaan atau badan yang menggunakan GitLab adalah NASA, IBM, Sony, NVIDIA, The Walt Disney Company, Siemens dan lain-lain.
GitLab ini adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai pengelola repositori yang memungkinkan para penggunanya berkolaborasi dalam mengerjakan task atau kode.
Dengan software ini, Anda bisa melakukan pelacakan (tracking) dan mengelola proyek.
Fungsi Gitlab
GitLab sendiri memiliki beberapa fungsi yang berguna untuk meringankan task dari para developer
- Manage – mengelola proyek dan melihat bagaimana performa bisnis perusahaan Anda.
- Plan – GitLab menyediakan tool planner agar tim Anda dapat tersinkronisasi.
- Create – Branching tool memungkinkan Anda membuat, melihat dan mengelola kode.
- Verify – Build-in CI/CD untuk tes terotomasi dan juga reporting.
- Package – membuat supply chain perangkat lunak yang dapat diandalkan dan terkontrol.
- Secure – GitLab menyediakan fitur yang membuat aplikasi Anda aman dengan software license compliance.
- Release – CD yang terintegrasi memungkinkan Anda untuk mengantarkan kode secara otomatis.
- Configure – GitLab memungkinkan Anda untuk mengkonfigurasi aplikasi dan infrastruktur.
- Monitor – Mengurangi kemungkinan error dan insiden yang terjadi dengan fitur monitoring.
- Protect – Aplikasi dan infrastruktur Anda akan dijamin keamanannya dengan fitur keamanan GitLab.
Nah, setelah memahami apa itu GitLab dan fungsinya, mari pahami apa itu GitHub dan juga fungsinya sebelum membandingkan keduanya secara rinci.
Apa Itu GitHub?
Github juga sebuah software yang berfungsi sebagai repositori Git. Untuk mengakses GitHub, Anda memerlukan jaringan internet.
Ini karena basis dari GitHub sama seperti GitLab, yaitu berbasis cloud atau komputasi awan.
GitHub cukup populer baik di dalam kalangan developer maupun di luar developer karena GitHub tidak terbatas pada pengelolaan proyek developer tapi juga tim lain yang mungkin tidak ada hubungannya dengan coding.
Maka, tidak heran juga bahwa pengguna GitHub bisa mencapai 56 juta pengguna per September 2020.
Di antara 56 juta pengguna, ada lebih dari 9000 perusahaan besar seperti Netflix, Shopify, Udemy dan lain-lain yang ikut turut memanfaatkan fitur-fitur GitHub untuk mengelola proyek dan kode-kodenya.
Bila berbicara tentang tampilannya, interface yang digunakan oleh GitHub juga begitu mudah dipahami oleh siapapun.
Sedangkan untuk fungsi, GitHub memiliki fungsi dasar sebagai repositori untuk menyimpan, mengelola dan men-tracking kode dan proyek.
Fungsi GitHub
GitHub memiliki segudang fitur yang berkaitan dengan fungsinya sebagai repositori Git yang berbasis cloud, di antaranya:
- Collaborative Coding – memungkinkan pengguna GitHub berkontribusi dalam koding pengguna lain.
- Automasi & CI/CD – Semua aktivitas seperti CI/CD, testing, planning, dll. dapat terautomasi.
- Security – mengamankan kode yang dituliskan dan memindainya secara otomatis untuk melihat apabila ada kerentanan sebelum diproduksi.
- Client Apps – Akses GitHub dimana saja dari perangkat yang tersambung.
- Project Management – Koordinasi dan tracking issue dengan tim lain secara mudah.
- Team Administration – Memudahkan akses dan permission untuk mengelola proyek antar tim.
- Community – GitHub memiliki berbagai komunitas yang mana Anda bisa bergabung di dalamnya dan ikut berkontribusi.
Kini Anda sudah memahami masing-masing software sekaligus fiturnya. Mari lihat perbandingan antara GitHub dengan GitLab.
GitLab vs GitHub: Head to Head
Untuk menentukan manakah yang sesuai dengan kebutuhan Anda, silakan melihat perbandingan secara menyeluruh dan sudah kami sajikan ke dalam tabel.
GitLab | GitHub |
Terbatas digunakan oleh tim developer untuk berkolaborasi. | Dapat digunakan secara bebas oleh siapapun untuk mengelola task. |
Dokumentasi dihadirkan per fitur dan mudah untuk dinavigasikan. | Dokumentasi tersedia secara lengkap dan runtut untuk tiap platform dan kategori. |
Memiliki built-in tool untuk integrasi berkelanjutan yang lebih mudah. | Memerlukan vendor dari pihak ketiga untuk integrasi berkelanjutan. |
Tersedia versi self-hosted gratis maupun berbayar. | Tersedia self-hosted tapi berbayar. |
Time-tracking tanpa aplikasi lain. | Memerlukan aplikasi lain untuk melakukan time-tracking. |
Nah, untuk menggunakan mana yang terbaik tentunya akan menjadi pilihan masing-masing dari Anda.
Untuk mengetahui lebih lanjut pun tidak ada salahnya untuk mencoba keduanya karena GitLab maupun GitHub dapat digunakan secara gratis walaupun fitur yang ditawarkan akan terbatas.
GitLab vs GitHub: Manakah yang Terbaik?
Untuk memilih salah satu yang terbaik tentunya kan menjadi berat sebelah. Namun, melalui artikel ini setidaknya Anda sudah mengetahui di mana perbedaan keduanya.
Dengan mengetahui definisi sekaligus perbedaan keduanya, Anda akan bisa memilih mana kah yang sesuai dengan kebutuhan.
Developer dari Golden Fast Network, yang menyediakan dedicated server terbaik di Indonesia, menggunakan GitHub untuk menjalankan kolaborasi task.
Manakah pilihan Anda? Silakan sharing melalui kolom komentar di bawah ini, ya!